(Foto: thinkstock)
Berbagai ekspresi boleh ditunjukkan seseorang seperti tertawa, menangis, sedih atau marah. Studi terbaru menunjukkan bahwa seseorang dilahirkan untuk tertawa karena tertawa itu naluriah walaupun ketika lahir bayi pasti menangis.
Peneliti menemukan tertawa itu sangat alamiah tanpa perlu alasan untuk melakukannya. Sedangkan menangis orang perlu alasan yang biasanya dipelajari melalui sebuah pengalaman atau perlu proses belajar.
Ekspresi tertawa ketika menggelitik atau menertawakan sebuah lelucon menurut peneliti bersifat naluriah. Tapi vokalisasi emosional lainnya seperti menangis tidak boleh spontan.
Peneliti Belanda melibatkan 16 sukarelawan yang setengahnya menderita gangguan pendengaran untuk membuat suara terhadap berbagai emosi seperti kesedihan, teror, kemarahan, kegembiraan, perasaan lega dan emosi lainnya tanpa menggunakan kata-kata.
Lalu interpretasi emosi ini diputarkan di depan 25 orang yang semuanya memiliki pendengaran normal. Ternyata diketahui bahwa hanya tertawa dan mendesah saja yang boleh diidentifikasi dari orang yang memiliki gangguan pendengaran.
Sedangkan suara lainnya seperti teriakan ketakutan dan isak tangis kesedihan akan lebih mudah ditebak ketika dilakukan oleh orang yang tidak memiliki masalah pendengaran.
Hasil ini menunjukkan bahwa tertawa adalah sesuatu yang sudah diketahui oleh orang sejak ia lahir, sedangkan emosi lainnya memerlukan pembelajaran misalnya dari suara yang dikeluarkan.
"Hal ini berarti untuk beberapa jenis suara emosional, mendengar suara orang lain adalah salah satu bagian penting dari pengembangan diri kita untuk boleh memahami orang," ujar peneliti Disa Sauter dari Max Planck Institute for Psycholinguistics di Nijmegen, seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (16/11/2010).
Sauter menuturkan hewan primata sekalipun seperti orangutan atau gorila akan tertawa jika tubuhnya digelitik. Hal ini berarti ekspresi emosi tertawa dan tersenyum tidak perlu dipelajari tapi sudah terjadi secara naluriah atau alami.
Profesor Sophie Scott, seorang ahli biologis berbicara dari London's Institute of Neuroscience menuturkan temuan ini menunjukkan bahwa tertawa adalah salah satu cara berbeda dari bernapas, dan bukan cara lain dari berbicara.
http://us.health.detik.com/read/2010/11/16/140336/1495515/763/tertawa-itu-spontan-menangis-itu-butuh-proses
0 comments:
Post a Comment