1. Mencuci pakaian sendiri
Pada usia 12 tahun, anak sudah harus mampu mencuci pakaian sendiri. Ajar mereka bagaimana memilah pakaian, mencuci dengan tangan, mencuci dengan mesin cuci dan menjemur, dan menggosok dan melipat pakaiannya sendiri sampai rapi; hal ini juga penting selain ia mampu menggunakan komputer, internet dan main game online.
Jangan hanya memarahi anak yang sudah besar saat ia pulang dengan jeans dan pakaian yang kotor--mereka harus bertanggungjawab dan terlibat bagaimana mencuci jeans tersebut, bagaimana cara menghilangkan noda, tentu tidak semudah mencuci pakaian biasa.
2. Memasak yang sederhana
Ajar anak, baik lelaki maupun perempuan, cara memasak makanan sederhana. Karena manusia selalu perlu makan, keterampilan memasak pasti akan berguna kelak baginya bila tinggal jauh dari orangtua, untuk belajar maupun bekerja nantinya, atau saat ia membentuk keluarga baru dengan pasangannya. Dengan bisa masak sendiri, selain lebih hemat juga lebih sehat.
Mulailah dengan membiarkan anak merancang hendak makan apa hari ini, memberitahunya bahan-bahan masakan, belanja bersama dan biarkan ia memasak, dengan sedikit petunjuk dan bantuan anda. Ajak ia merapikan meja dan mencuci piring setelah makan. Pengalaman ini menyiapkan ia menjadi orang yang independen dan meningkatkan rasa percaya diri mereka.
3. Mempunyai Wang Saku Hasil Keringat Sendiri
Biarkan anak memiliki pekerjaan kecil yang tidak mengganggu waktu belajarnya, Seorang anak menghargai wang yang dihasilkannya sendiri dan belajar menggunakannya secara bijak. Bila ia suka berjualan untuk menambah wang saku atau memberikan les privat pelajaran, atau dengan hobby yang ditekuninya dapat menghasilkan wang, atau misalkan ia membantu mencuci kereta sehingga papa tidak perlu ke bengkel lagi, memotong rumput dan menyiram bunga sehingga mama tidak perlu bantuan tukang kebun, hal ini juga boleh diberi wang saku tambahan untuk mereka. Hal ini mengajarkan mereka tanggungjawab atas suatu pekerjaan dan mereka akan belajar standart kualiti untuk suatu pekerjaan, hasil baik dibayar baik, pelajaran memberi dan menerima.
4. Memilih teman yang baik
Pasangan pertama akan mempengaruhi seorang remaja untuk seluruh hidupnya. Itu bakal merupakan pengalaman positif atau negatif. Orangtua tidak dapat mengontrol secara detail hubungan pertemanan remaja, namun paling tidak orangtua dapat memberi contoh, untuk menghargai orang lain, toleransi pada pendapat berbeda, berpikiran terbuka dan easy-going. Saat hubungan memburuk, orangtua harus suportif dan memberikan pengertian, jadi sebagai teman untuk curahan hati, jelaskan bahwa hal demikian adalah normal di usia mereka, dan merupakan pengalaman dari perjalanan hidup manusia.
5. Mengajarkan anak tentang Kesepakatan
Remaja harus memahami fakta bahwa kompromi (kesepakatan) adalah hal yang harus dilakukan, tidak boleh menuruti kemahuan sendiri (egois) dan memaksakan kehendak kepada orang lain. Misalnya, anak ingin pergi main basketball dan jalan-jalan ke mall bersama teman-temannya di akhir minggu, dan minta diantar ke rumah temannya itu. Sedangkan anda juga ada rencana yang harus dilakukan, undangan pernikahan di malam hari yang harus dihadiri. Untuk mengakomodasi keperluan bersama, lakukan komunikasi untuk mencapai kesepakatan. Anda setuju untuk mengatarkan anak, namun si anak juga harus pulang tidak terlalu malam agar sudah di rumah sebelum anda pergi ke undangan pesta.
6. Belajar etiket sosial dan penghargaan pada siapapun
Bekali anak dengan sopan santun dan etiket sosial. Anak mencerminkan kehidupan di rumah, jadi "pendidikan" terbaik dalam hal ini adalah pada orangtua, bagaimana mereka memperlakukan pasangannya, pembantu rumah tangga, dan orang-orang di luar rumah. Contohnya, saat di restoran, saat makanan datang, dahulukan orang yang lebih tua untuk mengambil makanan terlebih dahulu (kakek/nenek/orangtua), anak-anak jangan berisik atau berteriak di tempat umum karena bisa menggangu ketenangan orang lain. Saat ada yang mengirimkan hadiah ulang tahun, jangan lupa menelepon atau mengucapkan terima kasih. Saat mengunjungi teman atau bertamu, harus berpakaian rapi dan sopan, atau membawa sedikit buah tangan, apalagi bila diundang makan/pesta, hargai bantuan orang dengan rasa terima kasih dan jangan melupakan balas budi, hargai orang-orang di sekitar kita seperti cleaning service, pembantu dan lainnya dengan respek yang setara.
7. Belajar berkawan dan memiliki komunikasi yang baik
Seseorang yang terlalu pendiam dan penyendiri, malas berkawan akan merasa tersisih. Bentuklah anak menjadi pribadi yang ramah, riang, terbuka dan selalu memikirkan orang lain terlebih dahulu, toleransi terhadap perbedaan dan menjadi orang yang dapat dipercaya, mampu memaafkan dan rendah hati. (Erabaru/ch)
0 comments:
Post a Comment