Penelitian dari Universitas Sheffield, U.K. menyatakan bahwa bahan pengawet dalam makanan dan minuman dapat merusak DNA. Sodium benzoate, sejenis jamur penghalang yang umum ditemukan dalam acar dan saus, Pepsi, Coke, Sprite, jenis soft drink lain, adalah sangat "berbahaya".
Peter Piper, seorang professor bidang molekuler biologi dan bioteknologi, yang mempelajari sodium benzoate sejak 1999, melakukan pengujian terhadap sodium benzoate pada sel ragi yang hidup. Ia dikejutkan dengan penemuan bahwa zat itu merusak DNA mitochondrias dari ragi tersebut.
Karena kepeduliannya, tulis The Independent sebuah koran Inggris terbitan 27 Mei 2007, Piper membuat penelitian publik, "Zat kimia ini mempunyai kemampuan yang menyebabkan kerusakan parah pada DNA dalam mitochondria hingga pada satu titik dimana secara total menjadi tidak aktif. Zat kimia ini merusak seluruh bagian DNA.
"Mitochondria mengkonsumsi oksigen untuk energi anda, bila mitochondria anda rusak – sebagaimana terjadi pada sejumlah penyakit. Kemudian sel akan secara serius mulai tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dan ada sederetan penyakit yang seluruhnya kemudian diikat menjadi satu untuk merusak DNA ini - Parkinson dan banyak penyakit neurodegeratif, yang lebih penting lagi adalah seluruh proses penuaan."
Secara alami sodium benzoate ada pada buah arbei, apel, berbagai produk susu, kayu manis, dan cengkeh. Berdasarkan data yang didapat di http://inchem.org, Sodium benzoate secara alami ada didalam makanan sekitar 40 mg/kg. Digunakan sebagai bahan pengawet kira-kira 2.000 mg/kg. Menurut sejarah asam bensoat diperoleh dari destilasi kering getah kapur barus. Untuk persiapan industri dengan murah dibuat dari toluene.
Sodium benzoate dibuat dari asam benzoic. Hasil studi FDA membuat daftar terutama tikus dan sejenis tikus kecil tidak menunjukkan adanya racun. Pengujian pada sejumlah kecil individu menunjukkan tidak ada dampak yang merugikan sejak 1960 hingga 1980, karena itu FDA menganggap sodium benzoate maupun benzoic acid aman untuk digunakan.
Kelompok Pendukung Anak-anak Hiperaktif di Inggris merekomendasikan untuk menghindari sodium benzoate maupun benzoic acid. Piper mengatakan bahwa penelitian FDA sudah "usang."
Sebuah penelitian jangka pendek pada tikus yang diberi makan 1.800 mg/kg sodium benzoate/benzoic acid mengakibatkan kerusakan pada central nervous system. Benzoic acid menyebabkan patologi lever dan penurunan berat badan. Walaupun begitu penelitian ini dianggap tidak cukup aman.
Vitamin C (ascorbic acid) ditambahkan pada soft drink bereaksi dengan sodium benzoate membentuk benzene, carcinogen dan pencemar udara.
Peter Piper, seorang professor bidang molekuler biologi dan bioteknologi, yang mempelajari sodium benzoate sejak 1999, melakukan pengujian terhadap sodium benzoate pada sel ragi yang hidup. Ia dikejutkan dengan penemuan bahwa zat itu merusak DNA mitochondrias dari ragi tersebut.
Karena kepeduliannya, tulis The Independent sebuah koran Inggris terbitan 27 Mei 2007, Piper membuat penelitian publik, "Zat kimia ini mempunyai kemampuan yang menyebabkan kerusakan parah pada DNA dalam mitochondria hingga pada satu titik dimana secara total menjadi tidak aktif. Zat kimia ini merusak seluruh bagian DNA.
"Mitochondria mengkonsumsi oksigen untuk energi anda, bila mitochondria anda rusak – sebagaimana terjadi pada sejumlah penyakit. Kemudian sel akan secara serius mulai tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dan ada sederetan penyakit yang seluruhnya kemudian diikat menjadi satu untuk merusak DNA ini - Parkinson dan banyak penyakit neurodegeratif, yang lebih penting lagi adalah seluruh proses penuaan."
Secara alami sodium benzoate ada pada buah arbei, apel, berbagai produk susu, kayu manis, dan cengkeh. Berdasarkan data yang didapat di http://inchem.org, Sodium benzoate secara alami ada didalam makanan sekitar 40 mg/kg. Digunakan sebagai bahan pengawet kira-kira 2.000 mg/kg. Menurut sejarah asam bensoat diperoleh dari destilasi kering getah kapur barus. Untuk persiapan industri dengan murah dibuat dari toluene.
Sodium benzoate dibuat dari asam benzoic. Hasil studi FDA membuat daftar terutama tikus dan sejenis tikus kecil tidak menunjukkan adanya racun. Pengujian pada sejumlah kecil individu menunjukkan tidak ada dampak yang merugikan sejak 1960 hingga 1980, karena itu FDA menganggap sodium benzoate maupun benzoic acid aman untuk digunakan.
Kelompok Pendukung Anak-anak Hiperaktif di Inggris merekomendasikan untuk menghindari sodium benzoate maupun benzoic acid. Piper mengatakan bahwa penelitian FDA sudah "usang."
Sebuah penelitian jangka pendek pada tikus yang diberi makan 1.800 mg/kg sodium benzoate/benzoic acid mengakibatkan kerusakan pada central nervous system. Benzoic acid menyebabkan patologi lever dan penurunan berat badan. Walaupun begitu penelitian ini dianggap tidak cukup aman.
Vitamin C (ascorbic acid) ditambahkan pada soft drink bereaksi dengan sodium benzoate membentuk benzene, carcinogen dan pencemar udara.
0 comments:
Post a Comment